MalangSatu – Kecelakaan kerja di bidang industri gas yang sering terjadi dan relatif cenderung terdeteksi di awal kebocoran gas, menjadi fokus permasalahan yang diteliti oleh tim mahasiswa Politeknik Negeri Malang (Polinema).
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Mokhammad Khatami dari Prodi D-IV Teknik Otomotif Elektronik, Damar Pietradagya Dewantara dari Prodi D-III Teknik Kimia dan Sahrul Ardiyansyah dari Prodi D-IV Teknik Elektronika tersebut menghasilkan karya tulis inovasi yang diharapkan dapat mewujudkan Indonesia Zero Accident.
“Karya tulis inovasi kami ini berjudul ‘SALAFY (Smart LaborSafety): Penerapan IoT sebagai Kesadaran K3 serta Prevensi Dini Tenaga Kerja dari Kebocoran Gas CH4 dan H2S di Industri Gas Guna Mencapai Indonesia Zero Accident’ yang kami ikutsertakan dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Safety Competition 2021 mulai bulan Desember 2020 hingga Maret 2021 ini,” ujar Ketua Tim mahasiswa Polinema, Mokhammad Khatami.
Dari LKTI Safety Competition yang dilaksanakan secara daring oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya ini, tim mahasiswa dari Polinema berhasil meraih Juara I menyisihkan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya di peringkat Juara dua dan Universitas Brawijaya di peringkat ketiga.
Lomba yang mengusung tema ‘Optimalisasi Kemandirian Masyarakat Berbudaya K3 pada Era New Normal untuk Menyongsong Revolusi Industri 4.0’ ini diikuti oleh mahasiswa jenjang diploma dan sarjana di perguruan tinggi di Indonesia seperti ITS Surabaya, Universitas Gadjah Mada, Universitas Brawijaya, Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran’ Jawa Timur, Universitas Airlangga, Politeknik Negeri Malang dan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
“Inovasi kami berdasarkan permasalahan tentang kecelakaan kerja yang terjadi di industri gas berupa kebocoran gas yang memiliki resiko meledak atau kebakaran dan keracunan bagi pekerja. Hal itu menjadi suatu tantangan bagi tim kami untuk berinovasi dalam meminimalisir kecelakaan kerja yang terjadi di industri gas,” ujar Mokhammad Khatami.
Secara teknis, SALAFY memiliki dua alat yang saling terhubung satu sama lain yakni K3 Smart Bracelet dan Gas Leak Detector. K3 Smart Bracelet sebagai gelang kesadaran K3 saat pekerja hendak memasuki ruang kerja yang menggunakan sensor ultrasonik dan arduino uno dan terhubung ke monitor dan lampu serta buzzer menyala sebagai notifikasi. Monitor akan menampilkan website Cerdas K3 yang berisi APD yang diperlukan dan bahaya yang mengancam saat memasuki ruangan tersebut.
“Alat kedua yaitu Gas Leak Detector, fungsinya sebagai mendeteksi kebocoran gas di tempat yang rawan kebocoran. Karena berbasis IoT, maka konsentrasi gas akan dikirimkan ke monitor sebagai penyimpanan data akan kebocoran gas dan ke K3 Smart Bracelet bagi pengguna yang selama ini menjadi problem investigasi bagi pihak berwajib. Secara otomatis, aliran listrik akan diputus melalui relay di ruangan tersebut sebagai peminimalisir range kebakaran yang terjadi akibat kebakaran,” jelas Khatami yang dibimbing oleh Christyfani Sindhuwati, ST., MT tersebut.
Terkait dengan prestasi mahasiswanya, Ketua Jurusan Teknik Mesin Polinema, Ir. Pipit Wahyu Nugroho, MT. menyampaikan apresiasi atas prestasi yang telah diraih tim mahasiswa Polinema. “Saya atas nama Jurusan Teknik Mesin mengucapkan Alhamdulillah atas prestasi tim mahasiswa ini dan sangat bersyukur di tengah pandemi masih tetap bisa berkarya. Semoga kami bisa lebih baik lagi ke depannya,” ungkap Kajur Teknik Mesin Polinema. (Red)
Artikel ini telah dimuat di AdaDiMalang