MalangSatu – Ada pepatah yang menyatakan bahwa Rambut adalah mahkota. Tak dipungkiri bahwa rambut merupakan salah satu hal yang membuat penampilan seseorang menjadi lebih menarik, sehingga akan dirawat atau dijaga sebagai hal penting dalam kehidupan manusia saat ini.
Namun karena faktor kondisi tubuh atau faktor dari luar, rambut seseorang dapat berubah tidak lagi seperti yang diharapkan, misalkan tidak lagi hitam, muncul uban hingga terjadinya kebotakan.
Terkait dengan mengatasi problematika kebotakan yang ditakutkan oleh banyak orang,Lima mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang berhasil menciptakan produk berupa cairan preparat (tonik) yang dapat mencegah kebotakan.
Septa Rahma Hidayat, Lilin Putri Jasmine, Eva Nur Hidayah, Rahma Andita Desi P. dan Moh Mario Alvin Supandhi berhasil membuat tonik mencegah kebotakan dengan nama (merek) BIMOLIS yang dibuat dari bahan alami yakni kulit pisang Kepok dan Propolis.
Bimolis berhasil dibuat dengan mengombinasikan dua bahan dasar alami tersebut dengan penerapan teknologi nano dengan bimbingan dosen Premy Puspitawati.
“Konsep pembuatan Bimolis ini adalah untuk menggantikan produk tonik di pasaran yang masih menggunakan bahan kimia sintetis,” ujar Septa Rahma Hidayat.
Menurut Septa, Kulit Pisang Kepok dan Propolis digunakan karena memiliki manfaat menstimulasi pertumbuhan rambut dan mencegah adanya ketombe.
“Penggunaan nano teknologi pada produk Bimolis dapat mempercepat penyerapan tonik sehingga rambut dapat lebih cepat tumbuh dan sehat,” ungkap Septa.
Kulit Pisang Kepok yang diolah merupakan limbah hasil produksi UMKM Kripik Pisang yang seringkali tidak dimanfaatkan sama sekali, padahal kandungan antiosidan dan anti bakteri dalam kulit Pisang Kepok terbukti dapat mencegah ketombe dan mencerahkan rambut.
“Sementara Propolis yang dihasilkan lebah diketahui memiliki banyk manfaat seperti menstimulasi pertumbuhan dan menutrisi rambut,” ungkap Septa.
Kehadiran Bimolis diharapkan dapat menjad solusi pencegahan (preventif) agar tidak mengalami kebotakan, dimana potensi komersialisasi Bimolis cukup tinggi karena demand obat alami saat ini cukup tinggi seiring himbauan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia agar masyarakat dapatberalih menggunakan obat berbahan alami. (Red)
Artikel ini telah dimuat di AdaDiMalang