MalangSatu – Meskipun belum ada satu tahun menerapkan urban farming sebagai pilihan tematik dalam membangun kampungnya, namun RW 19 Wonosari Purwantoro telah mampu menarik banyak perhatian khalayak ramai.
Bahkan sebelum pandemi Covid-19 lalu, kampung Wonosari di kelurahan Purwantoro kota Malang yang lebih didominasi kelompok usia yang sudah tidak muda lagi ini, telah banyak menerima kunjungan dari berbagai daerah untuk menikmati urban farming yang dikelolanya.
Begitu banyaknya perubahan dan peningkatan yang sangat pesat, ternyata mampu membawa RW 19 Wonosari Purwantoro ini dimasukkan sebagai salah satu dari 135 RW di 57 kelurahan kota Malang menjadi peserta lomba Kampung Bersinar.
Ketua RW 19 Wonosari Purwantoro, Muhammad menyampaikan bahwa masyarakat di RW 19 Purwantoro membangun kampungnya tidak ada tujuan untuk mengikuti ataupun memenangkan lomba lingkungan apapun.
“Tetapi karena berbagai pertimbangan dari panitia atau pihak lain, RW 19 Wonosari diikut sertakan dalam Lomba kampung Bersinar yang diselenggarakan dari tanggal 5 Oktober hingga 6 November 2020 ini,” ungkap Ketua RW 19 yang menegaskan kondisi yang dinilai Dewan Juri Kampung Bersinar kali ini adalah kondisi sehari-hari yang ada.
Penilaian Lomba Kampung Bersinar di wilayah RW 19 Wonosari Purwantoro ini terasa lebih istimewa, karena penilaian dewan juri dihadiri langsung oleh Wali Kota Malang Sutiaji dan Ketua Penggerak PKK kota Malang, Widayati Sutiaji dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) yang melaksanakan lomba Kampung Bersinar.
Begitu datang dan disambut Ketua RW 19 Wonosari, Wali Kota Malang dan Ketua Penggerak PKK Kota Malang ini melakukan peninjauan secara langsung kondisi RW 19 Wonosari bersama rombongan dan Dewan Juri Kampung Bersinar yang dimulai dengan melihat Taman RW 19 dan dilanjutkan dengan menelusuri Lorong Cinta RW 19.
Di tengah perjalanan, Sutiaji dan Widayati Sutiaji menyempatkan diri untuk melihat dan membeli karya salah satu warga RW 19 yang difabel namun mampu membuat sebuah buku dan karya yang lainnya.
Bahkan di sela-sela peninjauannya tersebut, Wali Kota Malang dan Ketua Penggerak PKK Kota Malang ini menyempatkan mengabadikan momen mesra dengan duduk berdua di salah satu taman yang sejuk karena dilengkapi air terjun buatan warga hingga nyaman untuk digunakan tempat beristirahat.
Usai meninjau seluruh fasilitas dan lokasi urban farming yang telah dibuat oleh warga RW 19 Wonosari tersebut termasuk melakukan panen sayur mayur, Wali Kota Malang Sutiaji dan Ketua Penggerak PKK Kota Malang Widayati Sutiaji menyampaikan apresiasi terhadap segala hal yang telah dilakukan warga RW 19 dalam membuat dan mengelola urban farming di wilayahnya.
“Yang harus diperhatikan bukan hanya ijo royo-royo saja, tetapi bagamana dapat melestarikannya. Malang sudah sering menjadi contoh dan direplikasi sehingga menjadi kekuatan kita untuk terus menerus dapat dilakukan di setiap RW yang nantinya akan dapat mengembalikan Malang yang adem,” ungkap Wali Kota Malang Sutiaji.
Lebih lanjut Wali Kota Malang menyampaikan terkat dengan perihal ketahanan pangan (urban farming), kota Malang telah mendapatkan apresiasi tingkat nasional dengan bekerjasama bersama ibu-ibu PKK yang memiliki struktur hingga ke bawah (dasawisma).
“Perkotaan ini kan lahan pangan semakin hari semakin berkurng, tapi tidak menutup peluang kita untuk mempertahankan ketahanan dan kekuatan pangan. Saat ini PKK kota Malang telah bekerjasama dengan Bank Indonesia (BI) terkait program urban farming dan sudah memberikan bantuan ke 57 titik kelurahan,” ungkap Sutiaji.
Di sela-sela penilaian dewan juri Kampung Bersinar, kepada awak media, Muhammad selaku Ketua RW 19 Wonosari Purwantoro menyampaikan bahwa tidak ada persiapan khusus dalam hal penilaian lomba Kampung Bersinar di wilayah RW 19.
“Yang dilihat dan dinilai saat ini adalah kondisi sebenar-benarnya setiap hari. Memang usia kampung tematik Urban Farming di RW 19 Purwantoro ini masih belum gena satu tahun, tapi rupanya sudah banyak menyedot animo pengunjung,” ungkap Muhammad.
Muhammad mengakui peningkatan dan perubahan yang sangat pesat terjadi usai mendapat binaan dari Bambang Irianto, inisiator Kampung Glintung Go Green (3G) yang telah mendapatkan penghargaan dan pengakuan hingga internasional.
Ditemui usai penilaian, Bambang Irianto menyampaikan bahwa semua Kampung Tematik Indonesia yang menjadi binaannya selalu menggunakan potensi yang dimilikinya sebagai tema kampung yang dibangunnya tersebut.
“Jika sudah tahu dan memiliki potensi serta roadmap dan desain sekaligus manajemennya, maka proses pembangunan kampung itu pasti akan jadi. Contohnya RW 19 Purwantoro ini dapat berubah begitu luar biasa dengan potensi warganya hanya dalam waktu delapan bulan saja,” ungkap Bambang Irianto.
Bahkan menurut laki-laki penerima Piala Kalpataru untuk kategori Pembina Lingkungan ini, RW 19 Purwantoro ini tengah menuju kampung zero waste yang sangat luar biasa.
“Dan ini juga menuju Kampung Sejahtera Mandiri dengan semua potensi yang dimilikinya,” ungkap Bambang Irianto. (Red)
Berita ini telah dimuat di AdaDiMalang