MalangSatu – Seiring dengan perkembangan yang cepat terjadi saat ini, dunia pendidikan juga melakukan penyesuaian dan berevolusi sesuai dengan tuntutan yang ada.
Instansi Pendidikan Indonesia diharapkan mampu mencetak lulusan yang berkualitas, termasuk melalui Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ataupun Pendidikan Tinggi Vokasi yang saat ini ternyata menjadi pilihan masyarakat untuk melanjutkan pendidikan.
Dari hasil riset MarkPlus, Inc yang bertajuk ‘Survei Ketertarikan Masyarakat terhadap Pendidikan Vokasi’ diketahui masyarakat dinilai memiliki animo yang tinggi untuk melanjutkan pendidikannya di SMK atau perguruan tinggi Vokasi.
“Tujuan riset ini adalah untuk mengetahui ketertarikan calon peserta didik atau orang tua terhadap pendidikan SMK dan Pendidikan Tinggi Vokasi. Ada enam hal yang digali dalam riset ini seperti awareness responden terhadap pendidikan tinggi vokasi maupun SMK, sumber informasi, persepsi peserta terhadap pendidikan tingggi vokasi dan SMK, alasan ketertarikan, hingga keinginan rekomendasi,” jelas Deputy Chairman MarkPlus, Inc., taufik saat Konferensi Pers secara virtual di Jakarta siang tadi, Selasa (06/04/2021).
Selain melibatkan para siswa, orang tua juga turut dilibatkan dalam survey ini guna melihat persepsi orang tua terhadap jenjang pendidikan dengan total responden 890 orang dengan dua kategori yakni kategori Pendidikan SMK dan Pendidikan Tinggi Vokasi.
“Responden kategori Pendidikan SMK sebanyak 390 responden yang terdiri dari peserta didik SMP, orang tua SMP dan orang tua SD. Sementara kategori Pendidikan SMA berjumlah 500 responden yang terdiri dari peserta didik SMK, peserta didik SMA, orang tua SMK, dan orang tua SMA di sepuluh wilayah Indonesia,” ungkap Taufik.
Dari sisi awareness, mayoritas responden mengaku aware dengan pendidikan SMK dan Pendidikan Tinggi Vokasi dimana sebanyak 92,3 persen responden mengetahui informasi seputar SMK, sedangkan 70,6 persen responden mengetahui informasi mengenai Pendidikan Tinggi Vokasi.
“Dari hasil survei, tingkat pengetahuan sejumlah responden terhadap Pendidikan Tinggi Vokasi masih berada dibawah SMK, namun, mayoritas responden mengaku aware dengan Pendidikan SMK dan Pendidikan Tinggi Vokasi dimana sumber informasi terbesar adalah melalui teman,” ujar Deputy Chairman MarkPlus, Inc.
Jika dilihat dari tingkat ketertarikan masyarakat, mayoritas responden tertarik untuk melanjutkan pendidikan ke SMK (82,05%) dan Pendidikan Tinggi Vokasi (78,6%) dimana faktor ketertarikan terbesar terhadap SMK dipengaruhi oleh prospek kerja yang dinilai bagus (57,8%) dan pilihan jurusan yang banyak (51,95%).
Sementara itu, faktor ketertarikan terbesar terhadap Pendidikan Tinggi Vokasi dipengaruhi oleh prospek kerja yang bagus sebesar 68,7 persen, studi yang singkat sebesar 6,1 persen dan dinilai dapat langsung bekerja setelah lulus sebesar 41,7 persen.
Ketertarikan responden terhadap pendidikan SMK dan pendidikan tinggi vokasi juga dipengaruhi oleh cita-cita responden yang mayoritas menjadi pengusaha (20,2%), sementara yang ingin bekerja di bidang Desainer Fashion dan Desain Grafis di mana kedua pekerjaan tersebut dapat ditunjang pada jurusan yang ada di pendidikan SMK maupun pendidikan tinggi vokasi.
Darei hasil survey tersebut diketahui responden orang tua siswa SMK menginginkan agar anaknya dapat melanjutkan pendidikan ke Pendidikan Tinggi pada Fakultas Vokasi dengan pertimbangan prospek ke depan mencapai 37,9 persen.
Sementara orang tua siswa SMA justru menginginkan anak mereka memilih Pendidikan Tinggi Fakultas Non Vokasi sebesar 41,3 persen dengan pertimbangan kualitas dan reputasi dari instansi.
Sementara itu, Founder dan Chairman MarkPlus, Inc., Hermawan Kartajaya menyampaikan dari hasil survei tersebut perlu diperlukan adanya peningkatan awareness terhadap pendidikan vokasi untuk dapat meningkatkan ketertarikan masyarakat.
“Setelah awareness dari pendidikan vokasi meningkat, bisa dilanjutkan untuk melakukan komunikasi terhadap kualitas dari SMK dan Pendidikan Tinggi Vokasi, dan akhirnya melakukan pendekatan entrepreneurial marketing untuk pendidikan vokasi, khususnya kepada siswa SMK dan mahasiswa D3,” ujar Hermawan.
Sementara itu, Jacky Mussry selaku CEO dan Dean MarkPlus Institute berharap survei tersebut diharapkan dapat menjadi pacuan bagi dunia pendidikan terutama pendidikan tinggi vokasi untuk terus meningkatkan awareness dan mengkomunikasi kualitas dan reputasi dari vokasi.
“Karena pada dasarnya pendidikan itu hanya sebagai katalis, semuanya balik ke individu masing-masing. Masa depan itu harus diciptakan sendiri tidak bergantung dari faktor lain, tetapi dari orang itu sendiri,” tutup Jacky. (Red)
Artikel ini telah dimuat di AdaDiMalang